Pengalaman investasi property di Bekasi

tips investasi property
Gambar dari Google
Investasi property menjadi sebuah pilihan logis yang paling menarik ditengah makin menurunnya daya beli rupiah akibat inflasi yang rutin terjadi setiap tahunnya. Apalagi bagi pasangan keluarga muda milenial, selain sudah memiliki penghasilan tetap, tawaran-tawaran menarik mengenai kredit rumah sederhana bersubsidi disatu sisi, sementara disisi lain sedang tinggal ngontrak di gang sempit nan pengap atau dipondok mertua indah yang seringkali merupakan opsi sulit yang terpaksa harus dijalani.

Pada postingan kali ini, saya ingin berbagi pengalaman mengenai investasi property yang yang pernah saya lakukan pada sekitar pertengahan 2007. Sudah lama banget ya. Sebenarnya kurang tepat kalau disebut investasi property, karena pembelian rumah pada saat itu tidak didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan investasi tetapi atas dasar keterdesakan kebutuhan. Pengetahuan tentang investasi secara umum pada saat itu juga belum ada bahkan belum kepikiran, apalagi perihal investasi yang membutuhkan dana relatif besar seperti investasi property.

Selepas menikah akhir 2002 disusul kelahiran anak pertama pada akhir 2003 & anak ke-2 pada pertengahan 2006, saya jalani kehidupan bersama istri dan anak-anak dengan tinggal dikontrakan petakan, harga persis per bulannya saya lupa. Tetapi yang pasti saya bayar bulanan. Opsi bayar  tahunan, meski lebih murah tetapi bukan pilihan menarik karena keterbatasan dana yang ada. Pada tahun 2007 banyak brosur property saya koleksi, kemudian dimulailah survey satu-persatu dengan membawa istri & anak-anak. Saya berfikir keputusan mengenai property adalah keputusan besar yang harus melibatkan istri bukan semata-mata karena dana rutin cukup besar yang harus disisihkan buat alokasi angsuran yang sudah pasti akan berdampak pada belanja bulanannya tetapi juga mengingat istri & anak-anak adalah anggota keluarga yang setiap saat akan disana. Jadi sejak awal istri harus cocok & nyaman dengan pilihan property yang hendak ditempatinya.

Akhirnya saya & istri sepakat mengambil salah satu property yang kami survey & dirasa cocok, sebuah rumah bersubsidi yang berlokasi di pinggiran Bekasi. Biaya awal yang saya harus siapkan angka persisnya lupa tetapi total DP & biaya lain-lain dikisaran kurang lebih 10 juta. Biaya tersebut sebagiannya dari tabungan, sisanya pinjaman lunak dari salah seorang teman. Oh iya hampir lupa,  rumah tersebut dibeli secara KPR dari bank BTN. Pada waktu itu pemahaman tentang transaksi ribawi belum hadir, jadi memang tidak mencari opsi pembiayaan lain yang syariah.

Diawal sudah disinggung perihal kurang tepatnya penyebutan investasi property pada pembelain property pertama saya ini mengingat pada saat pembelian mengabaikan asapek-aspek penting terkait investasi property agar menghasilkan keuntungan maksimal pada masa-masa yang akan datang. Aspek-aspek yang saya maksud adalah sebagai berikut:
  1. Pengembang terpercaya, sementara saya karena keterbatasan dana & keterdesakan kebutuhan akan rumah tinggal lebih memilih keterjangkauan harga sebagai prioritas pertama. 
  2. Lokasi strategis, akses mudah ke pusat bisnis. Pertimbangan strategis atau tidaknya lokasi kurang menjadi perhatian, yang menjadi pertimbangan saat itu, anak-anak bisa nyaman bermain tanpa khawatir lalu-lalang kendaraan. Jadi menghindari pilihan lokasi rumah dijalan utama. Padahal jalan utama termasuk salah satu kriteria sebagai lokasi strategis, selain itu lokasi hook, menghadap taman atau sarana olah raga, dekat dengan sarana ibadah seperti masjid, musholla.
  3. dll
Meskipun property tersebut dibeli dengan mengabaikan aspek-aspek penting terkait investasi properti, setelah 13 tahun berlalu (2007-2020) harga jual rata-rata saat ini ada pada kisaran 300 jutaan. Kebayang kan propery yang awalnya dibeli dengan harga 45 juta (rumah asli BTN bersubsidi masih perlu renovasi untuk bisa ditempati), katakanlah renovasi menghabiskan dana 45 juta juga, maka harga beli rumah plus renovasi 90 juta. Harga jual saat ini 300 juta. Berarti pertumbuhan nilai propertynya 3x lipat lebih selama 13 tahun. Setara 15.38% pertahun atau 1.28% perbulan. Apalagi bila sejak awal property yang dibeli mempertimbangkan aspek-aspek investasi sebagaimana sudah disebutkan diatas, tentu hasilnya akan lebih wow lagi.
Back To Top