Strategi mengelola keuangan rumah tangga baru

Salah satu hal penting yang sebaiknya disepakati sebelum sepasang suami istri melangsungkan pernikahan adalah perihal tata kelola keuangan rumah tangga pasca menikah. Manajemen keuangan rumah tangga yang dipersiapkan dengan baik & disepakati bersama suami istri merupakan salah satu kunci sukses sebuah keluarga dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Dengan jabatan barunya sebagai kepala keluarga, seorang laki-laki pasca menikah harus sesegera mungkin melakukan beragam adaptasi dalam banyak hal, termasuk salah satunya dalah hal pengelolaan keuangan, tidak bisa sebebas ketika masih lajang, begitu pula dengan seorang perempuan.

Para lajang yang sudah berpenghasilan umumnya akan cenderung menghabiskan sebagian besar gajinya untuk memenuhi tuntutan gaya hidup dan penampilan seperti fashion dan pernak-perniknya, gadget & asesoris yang harus up to date serta ngumpul-ngumpul di kafe dengan menu-menu yang seringkali remeh dengan harga selangit bahkan sering kali tidak cukup baik untuk kesehatan, hanya agar tetap mendapatkan penerimaan & pengakuan luas dilingkungan pergaulannya. Terlebih bagi mereka yang masih tinggal bersama orang tua sehingga tidak perlu mengalokasikan anggaran khusus untuk biaya kost serta keperluan sehari-harinya, tentunya kecenderungan tersebut akan makin kuat, kecuali bagi yang sejak awal mendapatkan pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan oleh keluarga & lingkungannya.

Banyak keuntungan yang akan dirasakan oleh pasangan pengantin baru yang sudah sudah melek keuangan sejak lajang yang akan berdampak baik terhadap kelangsungan rumah tangganya kedepan serta meminimalisir beragam kesulitan bahkam konflik lantaran problem keuangan karena sudah diantisipasi sejak awal bahkan sebelum pernikahan. Sehingga problem keuangan tidak harus diatasi dengan pinjaman online atau tetap ada solusi aman ketika di PHK sementara masih punya tanggungan cicilan KPR karena sudah menyiapkan dana cadangan yang disisihkan rutin dari pendapatan. Hal ini tidak akan dirasakan oleh pasangan pengantin baru yang tidak memiliki habit tentang tata kelola keuangan yang baik. Untuk itu penting bagi para orang tua untuk sedini mungkin memberikan pemahaman dan keteladanan kepada anak-anak serta lingkungan tentang pentingnya manajemen keuangan pribadi dan keluarga sebagai bekal untuk sukses hidup di masa depan.

I. Keterbukaan suami istri terkait penghasilan masing-masing


Langkah awal membangun kepercayaan terhadap pasangan adalah keterbukaan dalam segala hal, termasuk salah satunya terkait dengan urusan keuangan seperti berapa nominal penghasilan, penghasilan lain yang diterima dari bisnis sampingan, penghasilan lain diluar gaji rutin seperti misalnya bonus tahunan atau insentif kinerja  dll, sisa angsuran bank dan koperasi yang perlu dibayarkan, dana yang harus disiapkan buat orang tua, mertua dan adik-adik, juga uang saku untuk calon istri muda dll, tidak perlu ada yang ditutup-tutupi. Dengan demikian perlahan tapi pasti kita akan memiliki reputasi bagus dimata pasangan.

II. Menyatukan penghasilan suami & istri


Ketika suami istri masing-masing berpenghasilan, akan lebih berdaya guna apabila penghasilan keduanya disatukan, kemudian dikelola bersama-sama, dan tidak ada satu rupiahpun dikeluarkan kecuali atas keputusan bersama. Bagi sebagian besar istri, barangkali ini adalah sebuah keputusan yang tidak mudah, mengingat selama ini kita mengenal istilah penghasilan istri ya milik istri sementara penghasilan suami ya milik istri juga. Pandangan ini tidak sepenuhnya salah, karena tanggung jawab nafkah untuk istri dan keluarga ada pada suami. Tetapi selama suami selaku kepala keluarga sudah punya reputasi bagus dimata istri, keputusan apapun terkait pengelolaan keuangan keluarga sudah pasti istri akan setuju & mendukung sepenuhnya, terlebih keputusan ini diambil untuk masa depan kelauarga & anak-anak untuk kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.

III. Mempersiapkan dana darurat (Emergency Fund)


Mengalokasikan anggaran untuk dana darurat secara rutin setiap periode penerimaan gaji menjadi prioritas pertama  yang harus dipenuhi sebelum anggaran untuk kebutuhan selainnya. Hal ini perlu ditekankan mengingat pentingnya dana darurat untuk mengantisipasi kondisi-kondisi sulit tidak diharapkan yang sangat mungkin terjadi pada masa-masa yang akan datang seperti ketika terjadi PHK atau salah satu dari suami istri  sakit selama periode tertentu yang cukup lama sehingga berdampak pada berkurangnya pendapatan keluarga secara drastis dll. Besaran dana darurat ideal adalah 12 kali pengeluaran rata-rata bulanan keluarga.

IV. Menabung emas


Kenapa emas bukan yang lain, alasannya karena emas memiliki fungsi hakiki sebagai store of value (penyimpan nilai) yang sudah teruji sejak lebih empat belas abad silam ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, dimana harga satu ekor kambing standar setara dengan 1 dinar emas sampai hari ini bahkan sepanjang zaman. Jadi tidak perlu khawatir dengan inflasi yang terjadi rutin setiap tahun, ketika kita sudah memutuskan menabung dalam bentuk emas, bahkan dalam jangka panjang nilai tabungan emas cenderung naik bila di konversi ke dalam rupiah. Pastikan tabungan emas dalam bentuk koin dinar atau emas batangan sehingga memiliki harga jual beli yang baku, bukan dalam bentuk perhiasan yang sering kali harganya dipermainkan oleh toko. Mengingat emas memiliki liquiditas yang tinggi, dana darurat (pada point III), sangat disarankan disimpan dalam instrument emas ini. Saat ini ada banyak layanan menabung emas online, pegadaian juga menyediakan layanan ini. Hal ini positif mengingat umumnya pada layanan tersebut ada beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan antara lain :

  1. Kita bisa membeli emas secara bertahap, tidak harus dengan nominal senilai satu koin dinar atau satu batang emas (nominal terkecil 5 gram) antam. Dengan nominal pembelian minimum yang relatif kecil (berbeda untuk masing-masing penyedia layanan), kita dapat mengalokasikan secara rutin dana untuk tabungan emas ini. 
  2. Fisik emas bisa kita titipkan sekalian disana, jadi tidak harus menyediakan tempat khusus atau anggaran tertentu untuk menyimpannya, tetapi kalau kita merasa lebih nyaman kalau pegang fisik pastikan emas tersimpan secara aman dirumah atau gunakan fasilitas safe deposit box yang disediakan oleh perbankan dengan konsekuensi ada biaya tahunan yang harus kita bayarkan.
  3. Dengan opsi sekalian titip fisik emas, ketika ada kebutuhan mendesak yang nilainya kurang dari satuan terkecil maka kita cukup mencairkannya sesuai kebutuhan misalnya senilai 0.5 dinar atau 1 gram saja. Berbeda dengan ketika kita pegang fisiknya, mau ngga mau kita harus jual 1 koin dinar atau 1 batang emas padahal kebutuhan kurang dari setengah nilainya, jadilah kita memegang uang cash berlebih yang berpotensi menggoda kita sehingga terjadi kebocoran dana untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak kita butuhkan.

V. Mempersiapkan dana untuk membeli rumah


Meskipun merupakan kebutuhan primer pertama-tama yang harus segera dipenuhi setelah pangan dan sandang, mengingat dana yang harus dipersiapkan cukup besar sebaiknya langkah ini dimulai ketika nominal dana cadangan (point III) sudah terpenuhi. Lebih mantap lagi ketika tabungan emas (point IV) sudah cukup banyak. Tidak perlu terburu-buru, tidak apa-apa untuk sementara waktu tinggal di kontrakan atau rumah sewa sederhana yang penting bersih & rapi dilingkungan yang kondusif untuk tinggal sehingga biaya yang harus kita anggarkan untuk tempat tinggal bisa kita minimalisasi. Jangan juga memaksakan tinggal dengan orang tua atau mertua hanya karena gratis, lebih baik belajar mandiri dan yakinlah ada kebaikan yang banyak ketika pasangan memulai hidup baru secara mandiri tenpa campur tangan keluarga besar baik orang tua, mertua dan saudara serta kerabat yang lain.

mengatur keuangan rumah tangga baru

Selanjutnya perlu difikirkan opsi paling rasional yang hendak dipilih beli rumah cash, cash bertahap atau kredit. Sebagai pertimbangan, ketika setiap bulan bisa secara rutin menyimpan dana setara 1 dinar emas antam, lebih baik bersabar selama lima atau enam tahun kedepan, tinggal dirumah kontrakan. Selepas itu beli rumah secara cash. Insya Allah dengan 72 dinar akan dapat membeli rumah yang cukup layak di berbagai tempat di wilayah Indonesia. Sebagai gambaran per 28 Februari 2020, harga jual 1 dinar setara dengan Rp. 2,866,563.-. Jadi nilai 72 dinar saat itu setara dengan Rp. 206,392,536.-. Pada saat yang sama harga rumah BTN bersubsidi pada kisaran Rp. 160,000,000.-. Namun apabila opsi cash bertahap atau kredit yang dipilih, pastikan sudah memiliki dana yang cukup besar untuk DP sehingga angsuran bulanan yang harus dibayarkan ringan & tidak menjadi beban.

VI. Fokuskan dana idle untuk berinvestasi 


Pada kondisi kemampuan finansial tertentu dimana rumah sudah ada meskipun sederhana dan dilokasi agak pinggiran, kendaraan juga sudah ada meski bukan model terbaru tapi tidak jadul-jadul amat, karir sedang menanjak dengan gaji lebih dari cukup untuk sekedar hidup layak tanpa adanya cicilan hutang yang harus ditanggung. Bisa berinvestasi bahkan sampai 30% dari gaji bila mau. Bila keputusan untuk fokus kepada berinvestasi yang dipilih maka impian untuk dapat mencapai kehidupan financial yang sehat bahkan kebebasan financial dimasa depan akan segera terwujud.  Namun faktanya, banyak keluarga yang pada akhirnya gagal mencapai kondisi keuangan yang lebih baik lantaran tidak lulus ujian dalam fase ini, seiring kemajuan pencapaian karir berubah pula lingkungan pergaulan, juga tuntutan gaya hidup dengan mengorbankan cashflow keuangan keluarga yang ujung-ujungnya tidak ada alokasi dana untuk berinvestasi.
Back To Top