|
Gambar dari pixabay.com |
Seiring dengan pesatnya pembangunan pada berbagai sektor, menjamurnya kompleks-kompleks perumahan baru maka salah satu dampak langsungnya adalah berkurangnya lahan-lahan serapan, juga Lahan Terbuka Hijau (LTH), bahkan banyak lokasi dengan peruntukan LTH berubah fungsi menjadi pusat perbelanjaan, perkantoran atau pusat kegiatan bisnis lainnnya. Kondisi ini akan berdampak secara langsung pada perubahan perilaku masyarakat, salah satunya adalah penggunaan AC oleh masing-masing Rumah Tangga menjadi sebuah kewajiban. Gerah yang dirasakan tidak hanya ketika diluar rumah, bahkan ketika didalam rumah sekalipun. Tidur menjadi tidak nyenyak akibatnya produktifitas kerja bisa menurun apabila tidak dicarikan solusinya (penggunaan AC- Air Conditioner).
Tidak terkecuali dengan masyarakat Jabodetabek dimanapun hampir pasti merasakan kondisi seperti yang telah disebutkan diatas, kecuali pada sebagian kecil wilayah pinggiran Depok dan Bogor ya. Hal ini tidak terlepas dari proses industrialisasi masif yang terjadi di wilayah ini. Yang diikuti dengan konvesi lahan-lahan pertanian menjadi kompleks-kompleks perumahan, pusat-pusat bisnis dan kegiatan ekonomi lainnya yang sering kali mengorbankan peruntukan untuk area-area serapan dan Lahan Terbuka Hijau. Akibatnya bisa ditebak kan, ketika musim penghujan, air berlimpah bahkan kelewat berlimpah (banjir) sementara ketika musim kemarau terjadi krisis kekurangan air secara akut.
Sebagai warga salah satu kompleks di pinggiran Bekasi, sudah sejak lebih 5 tahun yang lalu saya terpaksa pasang AC dirumah karena seringkali istirahat malam tidak maksimal, anak-anak rewel dan susah tidur lantaran gerah. Ini diperparah dengan desain awal rumah yang sejak awal memang kurang banyak memberikan ruang untuk sirkulasi udara, karena lebih mikirin faktor safety. Saya bilang terpaksa karena pada dasarnya lebih suka semilir angin yang natural, selain ekonomis juga lebih menyehatkan. Coba bandingkan dengan kesejukan yang dihasilkan dari AC, kalau boleh memilih tentu saja setiap orang akan lebih pilih angin sepoi-sepoi yang alami nan menyehatkan. Mimpi kali bisa seperti itu di Jabodetabek?
Sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya, dengan AC istirahat malam keluarga menjadi lebih berkualitas yang akan berdampak pada produktifitas keseharian menjadi lebih baik. Tetapi salah satu ongkos yang harus dibayar adalah biaya listrik bulanan yang naik secara cukup signifikan. Lakukan beberapa hal berikut, sehingga biaya listrik & potensi biaya lain dapat diminimalisir :
- Gunakan AC dengan PK rendah, kalau ruangan tidak terlalu besar 1/2 PK sudah cukup dingin.
- Hidupkan AC hanya ketika hendak istirahat malam, tidak sepanjang hari.
- Lakukan pembersihan & perawatan secara rutin paling tidak 3 bulan sekali sehingga AC dapat senantiasa berfungsi secara optimal dan tetap awet.
- Membersihkan AC secara mandiri untuk efisiensi ... ini sangat disarankan, cukup mudah kok untuk seorang pemula sekalipun, tetapi untuk tahap awal bisa didampingi sama ahlinya.
AC Rusak
Salah satu yang harus dipersiapkan adalah ketika AC rusak, tidak dingin atau mati sendiri setelah beberapa saat dihidupkan atau jenis kerusakan lainnya. Perlu penguasaan dasar bagaimana AC bekerja, sehingga ketika terpaksa memakai jasa tehnisi untuk memperbaiki AC yang tidak berfungsi semestinya menutup potensi untuk dibohongi oleh tehnisi2 nakal. Percaya deh diluaran banyak banget bergentayangan. Berdasarkan pengalaman, meski banyak tehnisi AC, tetapi tidak banyak yang jujur dan bener2 expert di bidangnya bahkan saya baru mendapatkannya setelah orang ke-7.
Jasa service AC Bekasi
Pernah suatu ketika AC dirumah tidak berfungsi, tetap gerah meskipun AC dinyalakan. Panggil tehnisi, kesimpulan setelah melakukan beberapa pengecekan, AC bocor dan harus dilakukan serangkaian kegiatan copot unit & compresor angkut kerumahnya. Selang sehari setelah selesai (ngga tahu diapain sama si tehnisi), unit & kompresor kembali di pasang dan setelah dilakukan serangkaian uji coba AC terbukti kembali dingin & bekerja dengan baik. Biaya Rp. 800.000,-. Dia bilang digaransi. Tetapi setelah sebulan ternyata penyakit lama kambuh lagi, tehnisi beberapa kali datang nampaknya cuma nambah freon, sehingga AC dingin untuk sesaat dan tidak menyelesaikan masalah.
Cari tehnisi lain sampai orang keenam, prosedur kurang lebih sama dengan biaya variatif pada kisaran 500 - 800 ribu tidak juga menyelesaikan masalah. Kalau dihitung sih biaya perbaikan yang sudah dikeluarkan sudah bisa buat beli unit baru. Karena keyakinan bahwa ini problem umum dan pasti masih banyak diluaran sana tehnisi AC handal lagi berintegritas, mulailah hubungi kerabat barangkali ada tehnisi AC yang bisa direkomendasikan. Akhirnya dapatlah si Bapak ini, setelah melakukan serangkaian penelusuran Bapak ini memutuskan untuk unit AC dan berjanji memasang lagi sore harinya. beliau menetapkan ongkos servis 400 ribu dengan garansi 2 bulan yang langsung saya setujui.
Sore dihari yang sama si Bapak dateng sama seorang asisten dan dilakukanlah pemasangan kembali unit AC dirumah yang sudah diperbaiki. Kemudian dilakukan serangkaian test untuk memastikannya sudah berfungsi normal. Setelah basa-basi dan membayar ongkos service si Bapak & asisten pamit sambil berkata mudah-mudahan AC nya awet sehat yang Pak/Bu. Yang saya dan istri jawab ... Aaamiin. Alhamdulillah sejak itu sampai saat ini setelah lebih setahun AC baik-baik saja. Dan sampai saat ini, si Bapak saya percaya untuk melakukan pembersihan & perawatan AC dirumah secara rutin. Bahkan saya juga merekomendasikan kepada tetangga dan keluarga besar untuk menggunakan jasanya.
Tulisan ini selain sharing informasi juga sebagai apresiasi saya kepada sosok tehnisi AC langka, yang expert & jujur serta berdedikasi. Karena tidak bermaksud untuk endorse, bagi rekan pembaca diarea Jabodetabek umumnya dan area Bekasi - Jaktim khususnya yang membutuhkan jasa beliau bisa koment untuk mendapatkan no kontaknya.